Akhir tahun 2008 kemarin saya sempat melakukan liburan ke Singapore selama kurang lebih 4 hari. Dalam kurun waktu 4 hari tersebut, ada 1 hal positif yang sangat terasa disana dan rasanya sulit ditemukan di negeri kita tercinta Indonesia. Hal positif tersebut adalah Kesadaran Diri dari setiap warga negara yang tinggal disana.
Beberapa contoh nyata yang saya temukan selama 4 hari tersebut adalah sebagai berikut :
- tidak ada yang membuang sampah sembarangan
- tidak ada yang menyeberang jalan sembarangan
- tidak ada yang melanggar peraturan lalu lintas (bahkan saya pun tidak melihat polisi disana)
- tidak ada (jarang) tindak kriminalitas (jalan sendirian di tengah malam pun saya tidak merasa takut sama sekali ; kunci pintu rumah tempat saya menginap, setiap malam disimpan di rak sepatu di luar ; barang dagangan disimpan semalaman di pinggir jalan untuk dijual kembali esok harinya, dll)
- tidak ada serobot - serobot dalam antrian
- ketika naik transportasi disana (bus), tidak ada penagihan ongkos bus, semua membayar dengan inisiatif sendiri sesuai tarif-nya masing - masing
- dan contoh - contoh lainnya...
Dilihat dari contoh - contoh diatas, sebetulnya ada 2 kemungkinan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Kemungkinan pertama adalah peraturan dan hukum yang sangat ketat dan keras dari pemerintahan Singapore sehingga warga menjadi takut. Kemungkinan kedua adalah memang terdapat kesadaran yang tinggi dari setiap warga-nya. Saya sendiri cenderung memilih kemungkinan kedua.
Ok saya rasa cukup pembahasan mengenai Singapore. Toh saya juga disana hanya 4 hari saja, sehingga mungkin saja kebetulan saya tidak melihat yang buruk - buruknya. Saya juga bukan bermaksud ingin memuji - muji Singapore dan mengatakan Indonesia serba buruk, namun berdasarkan fakta dan kenyataaan yang ada, jujur saja saya merasakan iri.
"Kenapa Indonesia tidak seperti itu, menjadi negara yang aman, bersih, tentram, teratur, dan bebas dari tindakan - tindakan 'kotor'?"
Berkaca dari keadaan Singapore tadi, faktor yang membedakan sepertinya memang kesadaran diri dari warga negara Indonesia yang masih kurang akan pentingnya kemajuan negeri ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan masih berpikir untuk diri sendiri (egois).
"Yang penting hidup gua nyaman dan senang, gua ga peduli orang lain mau seperti apa"
Mungkin kurang lebih seperti itu yang ada di pikiran kebanyakan warga negara Indonesia (semoga saya salah). Apakah anda juga termasuk salah satunya? Jujur kadangkala saya termasuk salah satu-nya, saya ga muna. Hal seperti ini mungkin disebabkan karena faktor lingkungan yang pada akhirnya 'membawa' kita berpikir seperti itu. Entah itu akibat lingkungan yang penuh dengan kekerasan, kemiskinan, ketidak-amanan, dll.
Lalu apakah mungkin negeri kita tercinta Indonesia ini akan berubah menjadi lebih baik? Tidak usah-lah bermuluk - muluk menjadi seperti Amerika yang menjadi negara adidaya, tetapi berubah menjadi negara yang aman, bersih, tentram, teratur, dan bebas dari segala kegiatan 'kotor' rasanya sudah sangat cukup. Jawabannya adalah tentu BISA !!!
Peraturan dan hukum yang ketat, keadaan ekonomi yang membaik, lowongan kerja yang banyak, harga BBM dan sembako yang murah, dan keadaan - keadaan lainnya, tidak akan mampu mendorong negara ini menjadi yang kita inginkan diatas. Perubahan sangat mungkin terjadi jika kesadaran diri dari setiap warga di negeri ini mau berubah mindset.
"Saya ingin melakukan dan memberikan yang terbaik untuk negeri ini, bukan hanya untuk diri saya semata"
Perubahan itu dapat dimulai dari diri kita sendiri, lalu dapat kita tularkan ke lingkungan keluarga, lalu dapat kita tularkan lagi ke lingkungan tetangga, lalu dapat kita tularkan lagi ke lingkungan se-RT, se-RW, se-kecamatan, se-kelurahan, dan seterusnya sampai tertular ke seluruh pelosok negeri ini.
Cara penularan paling mudah yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk komunitas dan organisasi untuk melakukan bakti sosial rutin 2 - 3 kali seminggu. Bakti sosial dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya membersihkan sampah di areal tertentu, mengunjungi panti jompo, mengadakan acara bersama dengan pengemis dan anak - anak terlantar, dll.
Jika kegiatan bakti sosial rutin tersebut sudah dapat terlaksana dengan baik, bukan tidak mungkin komunitas ini akan menjadi dikenal, minimal di dalam kota sendiri. Efek jangka panjang yang dapat diraih adalah komunitas ini dapat dikenal di seluruh wilayah negeri ini dan akan mendorong mereka semua untuk melakukan hal yang sama, yaitu memiliki suatu komunitas bakti sosial yang rutin memberikan pelayanan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Hasilnya, bukan hal yang mustahil bahwa dengan kegiatan seperti ini akan menggugah setiap warga negara untuk lebih sadar dan tergerak hati-nya bahwa kita bisa merubah negeri ini ke arah yang lebih baik. Apalagi jika hal ini didukung oleh peraturan dan hukum yang tegas, maka misi yang sepertinya impossible rasanya menjadi sangat possible. Tidak mudah memang, dan segalanya butuh proses dan waktu. Tapi jika tidak dimulai dari sekarang, kapan kita bisa berubah?
memang sangat impossible bro
nanya mas, ke singapura butuh berapa duit? pengen liburan nih UTS ntar....
impossible..
kesadaran/BUDAYA <-- KEBIASAAN <-- TERBIASA <-- TERPAKSA <-- DIPAKSA
lihat, budaya atau kesadaran itu awalnya lahir dari DIPAKSA dengan Peraturan yang ketat, pelaksanaan dan kontrol yang konsekwen tanpa pandang bulu, pasti BISA!
Tidak ada budaya yang lahir serta merta. Bangsa ini dulu terkenal kegotongroyongannya, sekarang karena tidak ada kontrol dan sanksi, bablas!
tradisi sudah menjadi habbit, kayanya susah indonesia bisa seperti itu
nice blog. aku nyasar kesini nih.
mari berteman ^^
btw, main2 ke blog happy ya. n jangan lupa komen. makasi.
@ blogngeblog, sandy, subagya : Secara sekilas memang terlihat impossible, tapi bukan tidak mungkin menjadi possible loh :)
@ sibaho : betul, peraturan sangat memegang peranan yang penting. Oleh sebab itu di tulisan tersebut juga saya mengatakan kalau hukum juga mempunyai peranan yg sangat penting bos..
@ happy : berteman? boleh banget.. Bertambah bnyk teman malah bagus.. :)
Menurut saya semua kesemrawuran yang ada di negara kita terjadi karena Kemiskinan dan kebodohan masih menjadi persoalan yang besar bangsa ini.
yang jadi pertanyaan:
kapan ya negara kita bakal seperti amrik
minimal seperti singapura hehe
setubuh om, kita harus mulai dari diri kita sendiri dulu, baru kemudian ntar orang lain ngeliat tindakan baik kita trs diharapkan orang lain juga akan mengikuti tindakan baik kita, trs ntr kan lama-lama makin baik yang mengikuti gerakan baik yang kita mulai.
ahhhh, kok muluk-muluk yap om, tapi kan namanya juga usaha hehehehe :D
Kapan ya bisa ke Singapore....duch pinginnya kayak slikkers
kita harus bersyukur jika kita mau menjadi orang yg pengen berubah....untuk yg lebih baik
yang jelas hukum disana tidak mudah dibeli
singapur kota yang teratur dan bersih